Kelompok teroris Hamas meluncurkan serangan rudal dadakan ke kota-kota di Israel, menewaskan warga sipil tak berdosa dan melukai puluhan orang lainnya. Ini adalah serangan terburuk Hamas sejak Perang Gaza 2014 dan jelas melanggar gencatan senjata yang ditengahi Mesir.
Mereka meluncurkan roket dan mortir ke arah kota-kota di Israel selatan, termasuk Ashkelon dan Ashdod. Serangan mendadak ini menewaskan setidaknya dua orang dan melukai 12 lainnya.
Serangan ini terjadi tanpa peringatan apa pun dan melanggar gencatan senjata yang disepakati oleh Hamas dan Israel beberapa bulan yang lalu. Kedua belah pihak sepakat untuk menghentikan pertikaian dan berunding demi mencapai perdamaian jangka panjang. Namun, Hamas sekali lagi melanggar janjinya dan melancarkan agresi yang tidak beralasan ini.
Menurut sumber-sumber, lebih dari 200 roket dan mortir ditembakkan ke arah Israel dalam waktu kurang dari 30 menit. Hampir semuanya meleset dan jatuh di tempat terbuka, namun beberapa meledak di pemukiman padat penduduk. “Ini adalah serangan terburuk yang kami alami dalam beberapa bulan terakhir,” kata seorang pejabat keamanan senior Israel.
Israel telah membalas serangan ini dan melakukan serangan udara di Jalur Gaza. Perdana Menteri Israel juga mengancam akan melakukan serangan darat jika serangan roket terus berlanjut. Situasi tetap tegang karena kedua belah pihak bersiap untuk eskalasi lebih lanjut. Warga sipil di kedua sisi terus hidup dalam ketakutan karena kekerasan ini sepertinya tidak akan berakhir dalam waktu dekat.
Tanggapan Dunia Terhadap Serangan Hamas
Dunia telah mengutuk serangan teroris Hamas yang mengejutkan terhadap Israel. Negara-negara di seluruh dunia, termasuk sekutu Israel seperti Amerika Serikat, telah mengecam keras serangan roket Hamas dan berjanji untuk mendukung hak Israel untuk membela diri.
BACA JUGA : Bagaimana The Simpsons Memprediksi Masa Depan?
Pemerintah Amerika Serikat menyatakan dukungannya untuk Israel dan mengutuk serangan roket Hamas. Mereka menyebut serangan itu “tidak dapat diterima” dan berjanji untuk terus bekerja sama dengan Israel untuk meningkatkan keamanannya. Uni Eropa juga “mengutuk keras” serangan tersebut dan mendesak Hamas untuk segera menghentikan kekerasan.
Sementara itu, negara-negara Muslim seperti Turki dan Qatar menyalahkan Israel atas kekerasan dan meminta Israel menghentikan “agresi” militernya di Jalur Gaza. Mereka menuduh Israel melakukan “pelanggaran hak asasi manusia” terhadap warga Palestina.
Banyak organisasi hak asasi manusia internasional seperti Amnesty Internasional dan Human Rights Watch telah mengkritik kedua belah pihak atas kekerasan yang berlarut-larut dan penderitaan yang dialami warga sipil. Mereka mendesak kedua belah pihak untuk menunjukkan “pengendalian diri” dan melindungi nyawa warga sipil.
Reaksi global yang beragam ini mencerminkan kompleksitas konflik Israel-Palestina yang sudah berlangsung lama. Meskipun kebanyakan negara Barat mendukung hak Israel untuk membela diri, konflik ini tetap menjadi sumber ketegangan hubungan internasional dan polemik moral.