Berbagai mitra internasional, termasuk Inggris, siap membantu pasukan Israel. Untuk menyelamatkan sandera yang disandera Hamas selama serangan teroris pada 7 Oktober dan digunakan sebagai “alat tawar-menawar.
Tawar Menawar Dari Pasukan Khusus Inggris Kepada Israel
Setidaknya 4.200 orang telah tewas sejak Hamas meluncurkan ribuan rudal ke Israel pekan lalu. Termasuk setidaknya 1.400 warga sipil dan tentara Israel serta 31 orang Amerika. Otoritas kesehatan Palestina mengatakan sedikitnya 2.808 warga Palestina tewas dan lebih dari 10.950 orang terluka.
“Cara Hamas menyandera para sandera sepertinya mereka menyebarkan mereka ke wilayah Gaza secara luas,” kata Justin Crump, seorang veteran militer dan kepala eksekutif kelompok keamanan dan intelijen Sibylline.
Ia berargumentasi bahwa negara-negara Barat yang memiliki kemampuan pasukan khusus yang kuat harus “membantu memulangkan warganya.”
Salah satu militer Inggris mengatakan Pasukan Udara Khusus bekerja sama dengan rekan-rekan Israel. Dan AS dalam rencana menyelamatkan sandera berjumlah sekitar 200 sandera, sekitar 10 di antaranya diyakini warga Inggris.
Pasukan Udara Khusus Inggris sedang bersiap untuk membantu Israel dalam segala upay. Untuk menyelamatkan hingga 10 warga sipil Inggris yang ditahan oleh Hamas di Gaza. Yang di laporkan dan di kabarkan dari berita utama Inggris.
Beberapa sumber militer mengatakan kepada surat kabar tersebut bahwa personel SAS bekerja dengan anggota pasukan elit Sayeret Matkal Israel dan Pasukan Delta AS dalam upaya potensial. Untuk menyelamatkan lebih dari 200 sandera dari berbagai negara yang diyakini ditahan oleh Hamas di tempat persembunyian dan terowongan.
SAS Inggris merasa terpanggil untuk membantu Israel karena Hamas menggunakan ratusan sandera sebagai “alat tawar-menawar” dalam perang.
“Dipahami bahwa peristiwa di Israel selatan telah memicu perubahan dalam kesiapan pasukan khusus Inggris,” kata salah satu sumber.
“Satu skuadron SAS dalam operasi pelatihan pekan lalu telah menyelesaikan detasemennya beberapa hari lebih awal. Sebagai bagian dari rencana penempatan yang tidak ditentukan,” tambah sumber itu.
Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly mengkonfirmasi pada hari Senin bahwa pemerintah yakin sebanyak 10 warga negara Inggris disandera di Gaza.
Dia berargumentasi bahwa negara-negara Barat yang memiliki kemampuan pasukan khusus yang kuat harus “membantu memulangkan warganya” yang ditawan kelompok perlawanan Palestina tersebut.