Jakarta – Indonesia yang ini kembali lagi menghadapi kenaikan pada kasus COVID-19, Yang di sebut-sebut Varian JN.1 ini juga menjadi biang kerok naiknya gelombang COVID di Singapura. Menteri kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin pun menyebut di antara lebih dari 2 ribu pada kasus COVUD-19 dalam sepekan ini. Dan sebanyak 43 persennya ini merupakan dari infeksi JN.1.
Diperkirakan adanya gelombang COVID-19 di Indonesia baru akan menurun pada bulan Februari 2024. tetapi sampai saat ini pemerintah belum bisa untuk memastikan apakah pemicu peningkatan kasus kali ini ada kaitannya dengan penurunan kekebalan masyarakat dari virus Corona.
JN.1 ini sebenarnya sama saja dengan Subvarian turunan Omicron. Hanya beda ciri-ciri khasnya saja. Bisa dilihat dari Lidah yang menunjukan warna lebih putih dari biasanya. Walaupun mempunyai kemampuan penularan yang lebih cepat dibandingkan varian Corona yang menyebar pada sebelumnya.
Dinkes DKI Ungkap Khas Gejala Pasien Covid-19 JN.1 yang Muncul di Lidah
Kepala Dinas Kesehatan (DINKES) DKI Jakarta Ani Ruspitawati menyebut sudah banyak kasus COVID-19 varian JN.1 saat ini di wilayah Jakarta selama 2023. Varian JN.1 ini merupakan salah satu turunan atau sublineage dari Subvarian Omicron BA.2.86.
Adapula Keluhan pada Gejala menurut Ani umumnya sama seperti varian maupaun subvarian COVID-19 lainnya. Tetapi JN.1 ini memiliki gejala khas yang dapat dilihat dari lidah.
Gejala dari COVID-19 dengan infeksi varian JN.1 berikut meliputi:
- Batuk
- Sakit pada tenggorokan
- Sakit kepala
- Nyeri Pada Otot
- Demam
- Perubahan atau Hilangnya rasa & Bau
- Pilek atau Flu
- Kelelahan
- Sesak Nafas
- Gejala Gastrointestinal (sakit perut, diare ringan)
Sebelumnya Organisasi Kesehatan Dunia “WHO” sudah resmi mengklarifikasikan pada virus Corona JN.1 sebagai varian of interest “VOL”. Walaupun demikian varian ini diklaim tidak menimbulkan banyak ancaman terhadap kesehatan masyarakat.