Jakarta – Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar, Airlangga Hartarto mengklaim dirinya sudah mendapatkan dukungan untuk bisa kembali memimpin partainya di periode 2024-2029 pada agenda Musyawarah Nasional (Munas) Golkar.
Adapun Munas Golkar dijadwalkan akan diselenggarakan pada Desember 2024 mendatang. Airlangga menyebut, dukungan agar dirinya kembali menjadi Ketum Golkar berasal dari hampir seluruh pengurus partai tingkat DPD sampai ormas yang terafiliasi dengan partai.
Menurut dia, dukungan dari ormas jadi salah satu kunci supaya dirinya bisa kembali terpilih untuk memimpin Partai Golkar. Terlebih ormas Al Hidayah dan Himpunan Wanita Karya (HWK) Golkar yang sudah menyatakan dukungannya kepada Airllangga untuk maju kembali sebagai ketum.
Tetapi demikian, saat ini Golkar tengah fokus dalam agenda jangka pendeknya setelah selesai dengan Pemilu 2024. Yaitu dengan pileg dimana dengan tingkat kemenangan sampai 60 persen sebagaimana termaktub dalam agenda Munas periode sebelumnya.
Pengamat: Airlangga di Golkar Sulit Digantikan Kecuali Oleh Jokowi
Analis Komunikasi Politik Hendri Satrio (Hensat) menilai tidak ada figur yang pas dan dapat menggantikan sosok Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Partai Golkar. Karena, menurut Hensat, Airlangga sudah menorehkan prestasi cemerlang selama Pemilihan Umum atau Pemilu 2024.
Dia menilai, apabila posisi Airllangga harus digantikan, hanya Presiden Joko Widodo saja yang memiliki peluang kuat untuk posisi tersebut. Hal itu, bisa dilakukan dengan mengubah Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART).
Dia kemudian menjelaskan, hanya tersisa dua pilihan bagi para kandidat lain yang mau menggantikan Airlangga. Mengaku setia kepada Airlangga atau mendorong Presiden Jokowi untuk duduk di kursi Ketua Umum Partai Golkar.
Lebih lanjut lagi Hensat mendorong Presiden Jokowi menjadi Ketua Umum Partai Golkar bukan tanpa resiko. Dia memprediksi, Partai Golkar akan menjadi partai keluarga bila mantan Gubernur DKI Jakarta itu sudah berhasil menjadi Ketua Umum.
Hensat juga menyarankan kader-kader Partai Golkar mempertahankan Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Partai Golkar. Dengan begitu Partai Golkar akan tetap menjadi partai yang moderen.