Liputan6.com, Jakarta – Mengintip pemeran film Cinta Never On Time karya Hanung Bramantyo memang menarik sekali. Ada pemain muda Refal Hady, Carissa Perusset, dan Nadya Arina hingga aktor kaliber Piala Citra Meriam Bellina, Slamet Rahardjo, dan Dewi Irawan.
Sutradara Hanung Bramantyo terang-terangan mengaku tak butuh bintang. Yang dibutuhkan Love is Never on Time adalah aktor yang benar-benar bisa berperan dan memahami konteks dialog tokohnya.
“Bekerja dengan aktor, itu sebenarnya pilihan pertama. Saya benar-benar ingin bekerja dengan aktor, bukan bintang. “Dari pertama saya terjun ke dunia perfilman, saya selalu melirik aktor,” ujarnya.
Film tersebut rencananya akan dirilis pada tahun 2024 di layar lebar. Hanung bersama Dapur Film berkolaborasi dengan K Studio, Seven Skies Motion untuk memproduksi film tersebut.
Hanung Bramantyo meyakini aktor akan tampil menampilkan pola pikir dan psikologinya. Cerita menjadi menarik ketika menampilkan perjalanan psikologis. Hal itu pula yang dihadirkan dalam film-film Hanung Bramantyo selama ini.
Tak heran jika Hanung tak hanya berperan sebagai sutradara, tapi juga produser sekaligus. Dia ingin memiliki film sepenuhnya dalam hal ide dan eksekusi tanpa campur tangan.
Perjalanan Psikologis Karakter
Ia memulai premisnya dengan pertanyaan mengapa Daku (diperankan oleh Refal Hady) mengambil tindakan? Mengapa Daku takut saat pacarnya mengajaknya bertemu ayahnya? Hanung Bramantyo mendekatkan diri pada pola pikir Daku hingga menemukan jawabannya.
“Saya menyimpannya dekat dengan diri saya sendiri terlebih dahulu. Saya harus menemukan jawabannya dalam diri saya. “Setelah itu bisa saya share ke pemain lain,” kata Hanung Bramantyo kepada Showbiz Liputan6.com di Jakarta Selatan, Minggu (4/8/2024).
Sutradara film Ayat-ayat Cinta dan Kakak Ipar Adalah Kematian ini menyatakan, saat syuting, dialog di naskah dan di depan kamera tidak 100 persen sama. Hal ini terkadang membuat Hanung Bramantyo kesulitan bekerja sama dengan para bintang.
“Apalagi yang followernya banyak, yang ganteng-ganteng. Saking percaya diri ganteng-gantengnya sampai lupa kalau lagi main jadi manusia. Mereka protes: Lo, dialog di skenario nggak kayak ini!” Dia komplain.
Memasangkan aktor lintas generasi dalam proyek Love is Never on Time membuat Hanung Bramantyo optimistis hasil akhirnya akan memuaskan. Refal Hady dan kawan-kawan terpilih sebagai artis terpilih.
Saat saya ngobrol dengan Refal: Dialognya nanti seperti ini. Beliau tahu ini tidak 100 persen sama dengan skenario tapi paham konteks apa yang dibutuhkan, jelas Hanung Bramantyo.
Bekerja sama dengan Slamet Rahardjo dalam Cinta Tak Pernah Tepat Waktu pun meninggalkan kesan mendalam bagi suami Zaskia Adya Mecca itu. Seorang aktor dapat memberi nilai tambah pada dialog.
“Saya belajar banget dari Mas Slamet cara menyutradarai. Karena itulah saat kembali ke Mas Slamet, ia memberikan nilai tambah di setiap adegannya. Mas Slamet menambahkan banyak dialog agar konteksnya dirasa lebih tepat,” pungkas Hanung Bramantyo.