Anak Dari Otig Pakis Mengenang Mendiang AyahnyaAnak Dari Otig Pakis Mengenang Mendiang Ayahnya

Liputan6.com, Jakarta – Banyak kenangan indah yang dibagikan Macan Wigit bersama mendiang ayahnya, Otig Pakis. Salah satunya tentang pantang menyerah dan rela berkorban demi keluarga.

Menurut Macan, almarhum juga memiliki komitmen tinggi terhadap dunia seni peran. Apapun yang terjadi, Otig Pakis akan tetap berusaha mendedikasikan dirinya di dunia akting agar dapat menghasilkan karya terbaik. Saking besarnya, Otig Pakis terus mencoba berakting di tengah perjuangannya yang sedang melawan kanker.

“Iya, yang paling dikenang adalah beliau pantang menyerah terhadap keluarga,” kata Macan Wigit di Kompleks Pemakaman Bengkel Teater, Depok, Jawa Barat, Sabtu (10/8/2024).

“Beliau ialah sosok yang berprinsip dalam dunia seni dan meminta apapun yang terjadi harus tetap dilanjutkan. Harus terus menghasilkan karya terbaik,” lanjut Macan Wigit.

Seandainya Itu Terjadi

Ibarat tidak mengetahui keinginan mendiang yang belum terkabul. Sejauh yang ia tahu, sang ayah hanya ingin terus menjalankan passionnya di dunia akting.

“Sebenarnya kamu sangat ingin terus berakting. Bagiku, menurutku inilah saatnya kamu yang memang suka bekerja keras bisa istirahat,” ujarnya.

Macan menambahkan, selama 3 tahun terakhir ayahnya berjuang melawan penyakit kanker. Almarhum bahkan sudah keluar masuk rumah sakit dan untuk menjalani terapi.

“Karena dia mengidap kanker, dia sudah keluar masuk terapi sejak kemarin. Sudah ke rumah sakit juga,” kata Macan.

Mengkritik Film

Semasa hidupnya, Otig Pakis telah membintangi sejumlah film. Diantaranya, “Sajen”, “Filosofi Kopi 2: Ben & Jodi”, “Saat Mas Gagah Pergi”, dan “Menghadapi Tuhan”.

Otig Pakis meninggal dunia dalam usia 64 tahun. Jenazah Otig dimakamkan di Kompleks Pemakaman Bengkel Teater, Depok, Jawa Barat.

Sama-sama berkecimpung di dunia seni peran, Macan dan mendiang ayahnya kerap saling mengkritik atas film-film yang mereka bintangi. Menurut Macan, tentu saja kritik yang membangun menjadi pembelajaran untuk menjadi lebih baik ke depannya.

“Saya dan Ayah punya kebiasaan saling mengkritik. Jadi kalau ada rilisan baru atau film baru, kami saling memberi masukan dan kritik. Mengkritik juga cukup kritis, dan kami yakin itu bagus untuk mengembangkan diri. dan seni kita,” kenangnya.

Diakui Macan, tidak ada pesan khusus yang disampaikan almarhum sebelum berangkat menghadap Sang Pencipta. Namun, ada satu kutipan dari almarhum yang dianutnya hingga saat ini.

Melepas Kepergian

Hal inilah yang membuat Tiger bertekad untuk melepaskan ayahnya selamanya. Semasa kecil, ia mengaku ingin meneruskan warisan Otig Pakis untuk tidak menangis, meski perasaan sedih menyelimuti hatinya setelah ditinggal oleh orang yang dicintainya.

Makanya aku berusaha untuk tidak menangis hari ini. Pasti ada kesedihan, tapi ayah selalu bilang padaku untuk tidak bersedih. Maka itu yang aku coba teruskan, kata Macan Wigit.

Baca Juga  : Indro Warkop Menjadi Juri Audisi Comic 8 Revolution